Thursday, May 12, 2016

Fakta Mengenai Kulit dalam Al Quran

Assalamualaikum guys,


Pada tubuh manusia, kulit memiliki banyak fungsi, mulai dari pelindung otot, pengontrol suhu tubuh, hingga menjadi indikator pertama timbulnya suatu penyakit dalam tubuh. Pada fungsi indikator timbulnya penyakit ini misalnya adalah ketika kulit kita pucat dapat merupakan tanda anemia yang menunjukkan kekurangan zat besi yang cukup untuk membuat hemoglobin, yang bertanggung jawab untuk transportasi oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.

http://www.cantikalamiku.com/wp-content/uploads/2014/07/penyebab-kulit-kering-dan-kusam.jpg

Dari fakta tersebut, kita bisa tahu bahwa sistem dalam tubuh kita ini telah sedemikian rupa Allah SWT rancang dengan sangat lengkap.
Berhubungan dengan kulit, ada salah satu ayat dalam Al-Qur’an yang menarik perhatian para ulama dan ilmuwan, khususnya mereka yang memiliki spesialisasi disiplin ilmu kedokteran kulit. Ayat ini menjelaskan tentang pedihnya siksa neraka. Dan salah seorang pakar kulit, Prof. Tagada Sahlul, dari Universitas Chiang Mai, menjadi beriman (masuk Islam) setelah membaca dan memahami ayat ini,
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِنَا سَوْفَ نُصْلِيهِمْ نَارًا كُلَّمَا نَضِجَتْ جُلُودُهُم بَدَّلْنَاهُمْ جُلُودًا غَيْرَهَا لِيَذُوقُوا الْعَذَابَ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَزِيزًا حَكِيمًا
 “Sesungguhnya, orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti dengan kulit yang lain, agar mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana,” (QS. An-Nisa: 56).
Imam ath-Thabari menafsirkan ayat ini dengan mengutip beberapa riwayat dari para sahabat. Salah satunya adalah, yang diungkapkan oleh Ibnu al-Mubarak dari al-Hasan, yang menjelaskan tentang kalimat “kullamaa nadhijat juluuduhum, baddalnaahum juluudan ghairahaa (setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti dengan kulit yang lain),” dia mengatakan, “Kulit orang-orang kafir itu terbakar dan menjadi hangus sekitar tujuh puluh ribu kali dalam sehari.”
Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengungkapkan cerita yang diriwayatkan dari Ibnu Umar, tentang Umar bin Khathab dan seseorang yang membacakan ayat ini di hadapannya. Ketika orang itu membaca kullamaa nadhijat juluuduhum, baddalnaahum juluudan ghairahaa (setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti dengan kulit yang lain), Umar berkata, “Ulangi bacaan itu untukku,” orang itu pun mengulangi bacaan pada ayat tersebut.
Pada saat yang bersamaan Mu’adz bin Jabal sedang bersama Umar. Mu’adz berkata, “Aku mengetahui tafsirnya. Setiap jam, kulit mereka diganti kulit baru sebanyak seratus kali.”
Umar berkata, “Seperti itulah aku mendengar (tafsirnya) dari Rasulullah SAW.”
Dalam kitab Tafsir al-Baidhawi disebutkan, “Kulit yang hangus terbakar itu akan kembali menjadi baru, yaitu dengan hilangnya semua bekas luka bakar, sehingga kulit itu kembali pulih seperti sediakala.”
Beberapa pandangan para penafsir tersebut mewakili inti makna yang diuraikan oleh para mufasir al-Qur’an.
Allah SWT menciptakan kulit dengan struktur dan sistem yang luar biasa. Secara topografis, kulit manusia sangat berbeda dengan kulit berbagai jenis makhluk lain, seperti hewan mamalia dan reptil. Sebagaian kulit hewan memiliki banyak bulu yang melapisi sebagian besar permukaan kulit tubuhnya. Sedangkan pada kulit manusia, bulu tidak menyebar dengan kuantitas yang rata di seluruh permukaan kulit. Ada permukaan kulit yang memiliki kuantitas bulu yang tipis serta jarang-jarang, ada pula bagian pada permukaan kulit yang memiliki kuantitas bulu yang cukup lebat. Seperti kumis, janggut, alis, dan bulu mata pada wajah. Tidak hanya akibat efek dan fungsi-fungsi biologis tertentu yang menyebabkan tumbuhnya kumis, janggut, alis dan bulu mata, tetapi juga fungsi-fungsi estetika yang memang telah Allah SWT atur sedemikian rupa


Sumber:
https://www.islampos.com/subhanallah-allah-telah-terangkan-perihal-kulit-manusia-dalam-al-quran-1-205699/
http://quran.com/4/56

Fakta Piramida Mesir dalam Al Quran

Assalamualaikum guys,

Ilmuan sejak bertahun-tahun yang lalu melakukan penelitian tentang cara pembangunan Piramida di Mesir. Banyak spukulasi yang muncul dan membuat mereka bingung dengan metode yang digunakan bangsa Mesir kuno untuk dapat membuat bangunan berbentuk segitiga tersebut. Bahkan ada yang berspekulasi bahwa piramida dibangun oleh bangsa alien. 

Setelah penelitian bertahun-tahun, akhirnya ilmuan menemukan fakta bahwa bangunan makam para Raja Mesir ini dibuat dengan menggunkan tanah liat yang kemudian dipanaskan. Dibalik penemuan baru tersebut, ternyata Al-Qur'an sudah mengungkapkannya sejak 1400 tahun yang lalu. 


Tepatnya pada tahun 2006, harian Amerika Times edisi 1 Januari 2006 memberitakan hasil penelitian yang mengatakan bahwa Piramida dibuat dengan menggunakan tanah liat yang dipanaskan. Kajian dari Amerika-Perancis tersebut menerbitkan bahwa ketika tanah liat dipanaskan maka akan terbentuk batuan keras yang membuatnya tidak bisa dibedakan dengan batuan alam. 

Para ilmuan mengatakan, Firaun merupakan penguasa yang memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi. Ia mahir dalam bidang ilmu kimia untuk memproses tanah liat berubah menjadi batu normal. Memang, jika dilihat dari spesifikasi batu yang digunakan, Piramida dibangun dengan teknik yang penuh misteri. 

Sebelumnya Profesor Gilles Hug. dan Dr. Michel Barsoum juga menegaskan bahwa Piramida dibangun dengan menggunakan batuan asli dan batu-batu yang dibuat dari tanah liat. 

Fakta yang sama juga diterbitkan oleh majalah “Journal of the American Ceramic Society” yang menuliskan bahwa Firaun menggunakan tanah jenis slurry untuk membina monumen yang tinggi, termasuk Piramid. Pasalnya tidak mungkin manusia bisa mengangkat batu-batu besar tersebut sampai ke puncak dengan berat hingga ribuan kilogram. 

Selain itu, ilmua asal Perancis, Profesor Davidovits juga  melakukan penelitian serupa dengan menggunakan mikroskop elektron terhadap batu tersebut untuk dapat melihat bagian terkecil dari unsur batu. Hasilnya, Davidovits menegaskan bahwa batu itu dibuat dari lumpur. Selama ini, tanpa penggunaan mikroskop elektron, ahli geologi belum mampu untuk membedakan antara batu alam dengan batu buatan manusia.

Sang profesor mengatakan bahwa lumpur tersebut merupakan olahan dari lumpur kapur yang diberi garam dan kemudian dipanaskan. Bahan inilah yang menghasilkan terbentuknya campuran tanah liat. Kemudian olahan itu dituangkan ke dalam tempat yang disediakan di dinding Piramid. Ringkasnya lumpur yang sudah diaduk menurut ukuran yang dikehendaki tersebut dibakar, lalu diletakkan di tempat yang sudah disediakan di dinding Piramid.

Ilmuan lain yang juga mengungkapkan hal serupa adalah ilmuan asal Belgium, Guy Demortier. Ia sudah bertahun-tahun mendedikasikan dirinya untuk meneliti Piramida. Setelah melakukan penelitian bertahun-tahun, akhirnya ia menemukan bahwa Piramid yang terletak di Mesir dibuat dengan menggunakan tanah liat. 

Fakta yang telah dihimpiun oleh para ilmuan selama bertahun-tahun ini memang merujuk pada pembangunan Piramida yang menggunakan tanah liat sebagai bahan utamanya. Namun fakta ini sudah terungkap secara gamblang dalam Al-Qur'an sejak ribuan tahun yang lalu. Allah SWT berfirman dalam Al-Qashash' 28:38 tentng bagaimana bangsa Mesir membangun Piramida. 


وَقَالَ فِرْعَوْنُ يَا أَيُّهَا الْمَلَأُ مَا عَلِمْتُ لَكُم مِّنْ إِلَٰهٍ غَيْرِي فَأَوْقِدْ لِي يَا هَامَانُ عَلَى الطِّينِ فَاجْعَل لِّي صَرْحًا لَّعَلِّي أَطَّلِعُ إِلَىٰ إِلَٰهِ مُوسَىٰ وَإِنِّي لَأَظُنُّهُ مِنَ الْكَاذِبِينَ


"Dan berkata Fir'aun: 'Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah Hai Haman untukku tanah liat kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa Dia dari orang-orang pendusta." (QS. Al-Qashash' 28:38). 

Firman ini jelas mengatakan bahwa Firaun menyuruh umatnya untuk membuat bangunan tinggi dari tanah liat. Ini sejalan dengan hasil  penelitian para ilmuan yang dilakukan bertahun-tahun lamanya. Padahal Allah SWT sudah lebih dahulu menuliskan fakta tersebut dalam kitab Umat Muslim ini. Al-Qur'an adalah kitab pertama yang menjelaskan rahasia bangunan Piramid, bukan para Ilmuwan Amerika ataupun Perancis.

Seperti diketahui, bahwa Nabi Muhammad SAW tidak pernah pergi ke Mesir apalagi melihat Piramida, atau bahkan tidak pernah mendengar tentangnya. Terlebih Kisah Firaun sudah terjadi sejak ribuan tahun sebelum Nabi SAW lahir, dan pastinya tidak ada satupun orang yang tahu tentang rahasia pembangunan Piramid. Demikian juga dengan para Ilmuan yang hanya baru-baru ini saja mengetahui fakta tersebut dan pastinya menggunakan peralatan yang serba canggih dalam penelitiannya. 

Allah baru mewahyukan kepada Muhammad SAW bahwa Piramida yang dibangun terbuat dari tanah liat setelah beratus-ratus tahun kehancuran dinasti Firaun. Hal ini tentu membuktikan bahwa Nabi Muhammad SAW tidaklah berbicara mengikut hawa nafsunya melainkan petunjuk dari Allah SWT, Tuhan yang menciptakan Firaun dan menenggelamkannya, dan Dia pula yang menyelamatkan nabi Musa. Dan Dia pula yang memberitahu kepada Nabi terakhir-Nya akan hakikat ilmiah ini, dan ayat ini telah menjadi saksi kebenaran kenabiannya di kemudian hari.

Al-Qur'an memang menjadi induk dari segala ilmu pengetahuan. Benarlah kata sang Nabi yang mengatakan bahwa Umat Islam harus berpegang teguh pada Al-Qur'an dan hadist. Pasalnya dua kitab ampun ini merupakan sumber pengetahuan yang ada disemesta. 



Tuesday, May 10, 2016

Fakta Menakjubkan Gunung di Al Quran

Assalamualaikum guys,

Pernahkah kalian mendaki gunung? Tampaknya, mendaki gunung saat ini sudah menjadi trend bagi anak muda. Anak muda berbondong-bondong datang ke berbagai daerah gunung, untuk mendaki dan melihat betapa indah dan megahnya wilayah pegunungan di Indonesia.

Dan dalam Al Quran pun juga memuat mengenai gunung. Tidak tanggung-tanggung, di dalam Al Quran tertulis fakta mengenai gunung yang baru-baru ini ditemukan oleh para peneliti.
Ayat yang memuat mengenai gunung ada pada Surat An Naba ayat 6-7
أَلَمْ نَجْعَلِ الْأَرْضَ مِهَادًا ﴿٦﴾
 وَالْجِبَالَ أَوْتَادًا ﴿٧﴾
Artinya:
6. Bukankah Kami jadikan bumi suatu hamparan yang luas.
7. Dan gunung-gunung sebagai pasak?

Mari kita perhatikan pada ayat 7. Dituliskan gunung-gunung sebagai pasak. Tahukah kalian bahwa memang dibawah gunung, terdapat seperti akar yang berbentuk sebagai pasak. Fakta ini diketahui dari buku berjudul Earth yang dibuat oleh dua orang. Salah satunya adalah Professor Emeritus Frank Press yang dimana merupakan seorang mantan penasihat bagi presiden Amerika Serikat, dan juga merupakan mantan Ketua dari National Academy of Science di Amerika Serikat.

Bisa kita lihat dari ilustrasi diatas, dibawah gunung seperti ada akar yang berbentuk sebagai pasak. Akar atau pasak ini memiliki kedalaman yang bahkan melebihi ketinggian dari gunung itu sendiri. Fakta ini baru ditemukan pada abad ke-19.

Mari kita renungkan, apakah mungkin pada jaman Nabi Muhammad SAW, orang mampu membayangkan bahwa dibalik besarnya gunung terdapat akar dibawahnya yang menyerupai pasak?

Sumber:


https://en.wikipedia.org/wiki/Frank_Press